1. Pengertian Enzim
Enzim
tersusun atas protein (Apoenzim), tersedia di alam dan mengontrol pembentukan
dan dekomposisi bahan-bahan penting yang ada di sayuran, buah-buahan dan hewan.
Reaksi biokimia yang paling sering saat mengaplikasian enzim secara industri
adalah peruraian hidrolitik komponen bahan pangan yang memiliki berat molekul
(BM) tinggi seperti pati, protein, selulosa, dan sebagainya.
Gugus
Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein,
tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut KOENZIM.
Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion
logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap
aktif.
Sebagai katalis, enzim sangat luar
biasa fungsinya, yaitu :
1. Mempunyai daya katalitik yang
sangat baik; jauh lebih baik dari katalis anorganik atau sintetik (kec. Reaksi
dapat meningkat sampai 1 juta kali).
2. Mempunyai spesifisitas tinggi
terhadap substrat dan reaksi.
3. Dapat berfungsi baik dalam
larutan pada pH dan suhu sedang (kondisi physiologic).
4. Hasil samping jarang terbentuk.
5. Karena strukturnya yang kompleks,
enzim dapat diregulasi.
2. Sifat-sifat Enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai
berikut:
1. Biokatalisator, mempercepat
jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila
dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari protein yang
mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein
sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan
berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel
(endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase, maltase.
6. Umumnya enzim bekerja
mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua
arah, contoh : lipase, meng-katalisis pembentukan dan penguraian lemak.
|
Lipase:
Lemak + H2O —————————> Asam lemak +
Gliserol
|
7. Bekerjanya spesifik ; enzim
bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat melekatnya
substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja
tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.
3. Jenis-jenis Enzim
Koenzim : komponen bukan protein
yang membantu aktivitas enzim dalam bentuk senyawa organik
Kofaktor : komponen bukan protein
yang membantu aktivitas enzim dalam bentuk senyawa anorganik
Apoenzim : bagian dari enzim yang
berupa protein
Holoenzim : seluruh bagian enzim
yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis bersama koenzim/kofaktor.
Gugus prostetik : kofaktor/koenzim
yang terikat kuat pada enzim
4. Mekanisme kerja Enzim
Enzim
bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory)
dan Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory).
- Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok.
- Menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerja Enzim
- Pengaruh pH:
Enzim
mempunyai pH optimum (rentang pH) dimana enzim mempunyai aktivitas maksimal di
atas atau di bawah pH optimum aktivitas enzim berkurang.
Contoh: enzim pepsin, karena bekerja
di lambung yang bersuasana asam, memiliki pH optimal 2. Enzim ptialin, karena
bekerja di mulut yang bersuasana basa, memiliki pH optimal 7,5-8.
- Pengaruh suhu:
Semua
reaksi kimia dipengaruhi suhu, makin tinggi suhu makin tinggi kecepatan reaksi.
Pada reaksi enzimatik, suhu tinggi dapat menyebabkan denaturasi enzim dan
aktivitas enzim akan berkurang. Suhu saat enzim mempunyai aktivitas maksimal
dinamakan suhu optimum.
- Aktivator dan Inhibitor
Aktivator
adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim. Contohnya ion
klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase.
Inhibitor
adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya,
inhibitor terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk
mendapatkan situs aktif enzim, contohnya sianida bersaing dengan oksigen dalam
pengikatan Hb. Sementara itu, inhibitor nonkompetitif adalah inhibitor yang
melekat pada sisi lain selain situs aktif pada enzim, yang lama kelamaan dapat
mengubah sisi aktif enzim.
- Konsentrasi enzim dan substrat
- Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
- Jika sudah mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar